KELAINAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat
adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan.
Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan.
1.1 Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah)
biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan. Sekitar 1 dari
50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak
normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan
berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang
normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar
protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan
dalam tubuh. Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan
mengalami keterbelakangan mental. Banyak yang menderita katarak.
Kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Diduga suatu galaktosemia jika pada
pemeriksaan laboratorium, di dalam air kemih ditemukan galaktosa dan galaktose
1-fostate. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel
hati, yang akan menunjukkan tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase. Susu dan hasil olahan susu (yang merupakan sumber dari galaktosa)
tidak boleh diberikan kepada anak yang menderita galaktosemia. Demikian juga
halnya dengan beberapa jenis buah-buahan, sayuran dan hasil laut (misalnya
rumput laut). Seorang wanita yang diketahui membawa gen untuk penyakit
ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Seorang wanita
hamil yang menderita galaktosemia juga harus menghindari galaktosa. Jika kadar
galaktosanya tinggi, galaktosa dapat melewati plasenta dan sampai ke janin,
menyebabkan katarak. Penderita galaktosemia harus menghindari galaktosa seumur
hidupnya. Jika diobati secara adekuat, tidak akan terjadi keterbelakangan mental.
Tetapi tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan dengan saudara
kandungnya dan sering ditemukan gangguan berbicara. Pada masa pubertas dan masa
dewasa, anak perempuan seringkali mengalami kegagalan ovulasi (pelepasan
sel telur) dan hanya sedikit yang dapat hamil secara alami.
1.2 Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen)
adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau
beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau
mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). Pada
glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam
jaringan tubuh, terutama di hati. Gejalanya timbul sebagai akibat dari
penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari
ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. Usia
ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim
apa yang tidak ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
terhadap contoh jaringan (biasanya otot atau hati), yang menunjukkan adanya
enzim yang hilang. Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya. Untuk
membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari.
Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan
tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada malam hari
diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung.
Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang
dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan.
Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
Jenis & Karakteristik Penyakit
Penimbunan Glikogen
Nama
|
Organ yang terkena
|
Gejala
|
Enzim yang hilang
|
Tipe O
|
Hati, otot
|
Pembesaran hati disertai
penimbunan lemak di dalam sel hati (perlemakan hati)
Serangan hipoglikemia (kadar gula darah yg rendah) selama berpuasa
|
Glikogen sintetase
|
Penyakit von Gierke (Tipe IA)
|
Hati, ginjal
|
Pembesaran hati & ginjal
Pertumbuhan yg lambat
Kadar gula darah sangat rendah
Kadar asam, lemak & asam urat yg tinggi dalam darah
|
Glukose-6-fosfatase
|
Sel tipe IB
|
Hati, sel darah putih
|
Sama dengan
penyakit von Gierke tetapi tidak terlalu berat
Jumlah sel
darah putih berkurang
Infeksi
mulut & usus berulang
|
Glukose-6-fosfatase translokase
|
Penyakit Pompe (Tipe II)
|
Semua organ
|
Pembesaran hati & jantung
|
Lisosomal glukosidase
|
Penyakit Forbes (Tipe III)
|
Hati, otot, jantung, sel darah putih
|
Pembesaran
hati
Kadar gula
darah yg rendah
Kerusakan
otot
|
Sistem enzim debrancher
|
Penyakit Andersen (Tipe IV)
|
Hati, otot, jaringan lainnya
|
Sirosis
(pada anak-anak)
Kerusakan
otot & gagal jantung (pada dewasa)
|
Sistem enzim brancher
|
Penyakit McArdie (Tipe V)
|
Otot
|
Kram otot selama melakukan kegiatan/aktivitas
|
Fosforilase otot
|
Penyakit Hers (Tipe VI)
|
Hati
|
Pembesaran
hati Serangan hipoglikemia selama berpuasa
Seringkali
tanpa gejala
|
Fosforilase hati
|
Penyakit Tarui (Tipe VII)
|
Otot kerangka, sel darah merah
|
Kram otot
selama aktivitas fisik
Hemolisis
(penghancuran sel darah merah)
|
Fosfofruktokinase
|
1.3
Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit
keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki
enzim fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang
merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi
pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai
sumber energi. Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan
menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah
yang lebih, bisa menyebabkan:
·
hipoglikemia (kadar gula darah yang
rendah) disertai keringat dingin)
·
tremor (gerakan
gemetar diluar kesadaran)
·
linglung
·
mual
·
muntah
·
nyeri perut
·
kejang (kadang-kadang)
·
koma
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa
terjadi kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan contoh jaringan hati yang menunjukkan adanya
enzim yang hilang.
Juga dilakukan pengujian respon tubuh terhadap fruktosa dan glukosa yang diberikan melalui infus. Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) dapat ditentukan melalui analisa DNA dan membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang normal. Pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari. Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
Juga dilakukan pengujian respon tubuh terhadap fruktosa dan glukosa yang diberikan melalui infus. Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) dapat ditentukan melalui analisa DNA dan membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang normal. Pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari. Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
Ø
Fruktosuria
Fruktosuria
merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam
air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase
yang sifatnya diturunkan. Satu dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria.
Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di
dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes
mellitus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
Ø
Pentosuria
Pentosuria
adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya
gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan
untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang Yahudi.
Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam
air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.