November 2013 - Feel in Bali

Friday, November 15, 2013

November 15, 2013

Patofisiologi dan klasifikasi Efusi Pleura

Patofisiologi dan klasifikasi Efusi Pleura
Sumber Gambar : http://sehatsegarbugar.com/olahraga-cara-menjaga-kesehatan-jantung


PATOFISIOLOGI
Cairan di rongga pleura jumlahnya tetap karena adanya keseimbangan antara produksi oleh pleura parietalis dan absorbsi oleh pleura viseralis. Keadaan ini dapat dipertahankan karena adanya keseimbangan antara tekanan hidrostatis pleura parietalis sebesar 9 cm H₂O dan tekanan koloid osmotik pleura viseralis 10 cm H₂O. Cairan pleura terakumulasi ketika pembentukan cairan pleura lebih besar dari absorbsi cairan pleura
Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai 1 liter seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, hal ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung).
Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila:
1. Tekanan osmotik koloid menurun dalam darah pada penderita hipoalbuminemia dan bertambahnya permeabilitas kapiler akibat ada proses keradangan atau neoplasma
2. Terjadi peningkatan:
Permeabilitas kapiler (keradangan, neoplasma)
Tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke jantung/ vena pulmonalis (kegagalan jantung kiri)
Tekanan negatif intra pleura (atelektasis)
(Alsagaf H, Mukti A, 1995, 145)
Efusi pleura berarti terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas dalam kavum pleura. Kemungkinan penyebab efusi antara lain (1) penghambatan drainase limfatik dari rongga pleura, (2) gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura (3) menurunnya tekanan osmotik koloid plasma yang menyebabkan transudasi cairan yang berlebihan (4) infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura, yang memecahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara cepat (Guyton dan Hall , Egc, 1997, 623-624).

Efusi pleura dapat berupa eksudat dan transudat. Transudat terjadi pada peningkatan penekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif. Pada kasus ini, keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh. Penimbunan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan nama hidrotoraks. Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat daya gravitasi. Penimbunan eksudat timbul sebagai akibat sekunder dari peradangan atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabelitas kapiler/ gangguan absorbsi getah bening. Eksudat dibedakan dengan transudat. Dari kadar protein yang dikandung dan dari berat jenisnya. Transudat memiliki berat jenis kurang dari 1.015 dan kadar proteinnya kurang dari 3% , sedangkan eksudat mempunyai berat jenis dan kadar protein lebih tinggi karena banyak mengandung sel.

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan  bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya. Akan tetapi efusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-penyakit berikut: Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.
Berdasarkan jenis cairannya dibedakan menjadi:
a. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada.
Penyebab lainnya adalah:
1) pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan  darahnya ke dalam rongga pleura
2) kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
3) gangguan pembekuan darah.
Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum atau selang.
b. Empiema (nanah di dalam rongga pleura) bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura.
Empiema bisa merupakan komplikasi dari:
1) Pneumonia
2) Infeksi pada cedera di dada
3) Pembedahan dada
4) Pecahnya kerongkongan
5) Abses di perut.
c. Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada) disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor.

Thursday, November 7, 2013

November 07, 2013

Penyebab Efusi Pleura

Penyebab Efusi Pleura
PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI

Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk dalam jumlah kecil untuk melumasi permukaan pleura (pleura adalah selaput tipis yang melapisi rongga dada dan membungkus paru-paru).
Bisa terjadi 3 jenis efusi yang berbeda:

1) Efusi Transudat dapat disebabkan oleh biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan normal di dalam paru-paru. Seperti kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig.

2) Efusi Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia, tumor, infark paru, radiasi, penyakit kolagen. Kanker, tuberkulosis dan infeksi paru lainnya, reaksi obat, asbetosis dan sarkoidosis merupakan beberapa contoh penyakit yang bisa menyebabkan efusi pleura eksudativa.
3) Efusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru, tuberkulosis.
Penyebab lain dari efusi pleura adalah:
a) Gagal jantung
b) Kadar protein darah yang rendah
c) Sirosis
d) Pneumonia
e) Blastomikosis
f) Koksidioidomikosis
g) Tuberkulosis
h) Histoplasmosis
i) Kriptokokosis
j) Abses dibawah diafragma
k) Artritis rematoid
l) Pankreatitis
m) Emboli paru
n) Tumor
o) Lupus eritematosus sistemik
p) Pembedahan jantung
q) Cedera di dadA
r) Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,klorpromazin, nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin)
s) Pemasanan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang baik.
Ada berbagai keganasan yang dapat menimbulkan efusi pleura, namun pada umumnya disebabkan oleh metastasis tumor ganas dari bagian tubuh yang lain; karena keganasan primer pleura sendiri, yaitu mesotelioma pleura sangat jarang ditemukan.  Keganasan yang paling sering mengakibatkan efusi pleura adalah karsinoma paru, baik berupa karsinoma epidermoid, karsinoma sel kecil, adenokarsinoma, maupun karsinoma sel besar. Jenis kanker paru yang paling banyak menimbulkan efusi pleura adalah adenokarsinoma, karena keganasan ini biasanya terletak di daerah perifer paru. Limfoma dan keganasan lain pada kelenjar limfe di daerah hilus pare dan mediastinum juga dapat menyebabkan efusi pleura.

Berdasarkan sumber lain, penyebab efusi pleural yaitu:
1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar:
a) Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
b) Penurunan tekanan osmotic koloid darah
c) Peningkatan tekanan negative intrapleural
d) Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

November 07, 2013

Definisi dan Epidemiologi Efusi Pleura

Definisi dan Epidemiologi Efusi Pleura
DEFINISI

Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi. Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura: Cairan serusa (hidrothorax), Darah (hemothotaks), Chyle (chylothoraks), dan Nanah (pyothoraks atau empyema).
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C. Diane, 2000).
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)

EPIDEMIOLOGI
Efusi pleura sering terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, salah satunya di Indonesia. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh infeksi tuberkolosis. Bila di negara-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif, keganasan, dan pneumonia bakteri. Di Amerika efusi pleura menyerang 1,3 juta org/th. Di Indonesia TB Paru adalah peyebab utama efusi pleura, disusul oleh keganasan. 2/3 efusi pleura maligna mengenai wanita. Efusi pleura yang disebabkan karena TB lebih banyak mengenai pria. Mortalitas dan morbiditas efusi pleura ditentukan berdasarkan penyebab, tingkat keparahan dan jenis biochemical dalam cairan pleura.

Karena merupakan tanda dari suatu penyakit maka dari segi data kasus tidak ada angka pasti yang spesifik untuk kasus efusi pleura tetapi yang ada hanyalah angka dari angka kejadian dari kasus-kasus tertentu seperti sekitar 20-25% efusi pleura disebabkan karena tuberkulosis khususnya pada negara berkembang termasuk Indonesia. Dari berbagai penyebab ini keganasan merupakan sebab yang terpenting ditinjau dari kegawatan paru dan angka ini berkisar antara 43-52%. Namun dipihak lain ada yang mengatakan insidens terjadinya efusi pleura karena pneumoni sekitar 36-57%. Distibusi seks untuk efusi pleura pada umumnya wanita lebih banyak dari pria, sebaliknya yang disebabkan oleh tuberkulosis paru pria lebih banyak dari wanita. Umur terbanyak untuk efusi pleura karena TB adalah 21-30 tahun (30,26%).

Monday, November 4, 2013

November 04, 2013

Terapi/tindakan penanganan pada pasien penderita tumor otak

Terapi/tindakan penanganan pada pasien penderita tumor otak
Tujuan: Mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau banyak kemungkinan tanpa meningkatnya penurunan neurologik ( paralis, kebutaan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengankat sebagian ( dekompresi)
1. Pendekatan Pengobatan:
Pengaturan kelainan kejang melalui pengaturan nutrisi
2. Pembedahan
3. Stereotaktik
4. Penggunaan pisau gamma
5. Kemoterapi
6. Terapi sinar radiasi eksternal
7. Transplantasi sum-sum tulang autolog intravena
8. Kortikosteroid


Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :


  • Pembedahan

Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi patologi dari otak untuk mengurangi ICP dan mengangkat tumor. Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut dengan Craniotomy.
Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan intra cranial adalah:

  1. Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien
  2. Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi perasaan-perasaan takut yang dialami.
  3. Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk meyakinkan pasien dan mengurangi perasaan takut.
  4. Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan menggunakan shampo antiseptik dan mencukur daerah kepala.
  5. Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan pembedahan, meliputi :

Balutan kepala
Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka
Menurunnya status mental sementara

Perawatan post operasi, meliputi :

  1. Mengkaji status neurologi dan tanda-tanda vital setiap 30 menit untuk 4 – 6 jam pertama setelah pembedahan dan kemudian setiap jam. Jika kondisi stabil pada 24 jam frekuensi pemeriksaan dapat diturunkan setiap 2 samapai 4 jam sekali.
  2. Monitor adanya cardiac arrhytmia pada pembedahan fossa posterior akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
  3. Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.
  4. Lakukan latihan ROM untuk semua ekstremitas setiap pergantian dinas.
  5. Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.
  6. Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari kepala. Hindari fleksi posisi panggul dan leher.
  7. Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.
  8. Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin, seperti : pemeriksaan darah lengkap, serum elektroit dan osmolaritas, PT, PTT, analisa gas darah.
  9. Memberikan obat-obatan sebagaimana program, misalnya: antikonvulsi,antasida, atau antihistamin reseptor, kortikosteroid.
  10. Melakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi post operasi.

•Radioterapi
•Chemoterapi
Pemilihan terapi ditentukan dengan tipe dan letak dari tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.

November 04, 2013

Gejala klinis Tumor Otak

Gejala klinis Tumor Otak

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdiagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan meragukan tapi umumnya berjalan progresif.

a. Gejala serebral umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.

Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual. Muntah , kadang-kadang di pengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di medula. Jika muntah dengan tipe yang kuat, ini disebut sebagai muntah proyekti
Papiledema ( Edema pada saraf optik)
Ada sekitar 70% sampai 75 % dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti penurunan ketajaman penglihatan, diplopia ( pandangan ganda) dan penurunan lapang pandangan

Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.

b. Menyebabkan peningkatan tekanan TIK
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma

c. Gejala terlokalisasi:
Lobus frontal
Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal
Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
Lobus parietal
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsihomonym
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
Lobus temporal
Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi
Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.
Lobus oksipital
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia
Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran
Tumor di cerebello pontin angie
Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel
Tumor Hipotalamus
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan
Tumor di cerebellum
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi disertai dengan papil udem
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal
Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma
Secara umum, manifestasi klinik dari tumor otak diantaranya:
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)
o Sakit kepala
o Nausea atau muntah proyektil
o Pusing
o Perubahan mental
o Kejang
Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
o Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda papil edema.
o Perubahan bicara, misalnya: aphasia
o Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
o Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
o Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.
o Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
o Perubahan dalam seksual


November 04, 2013

Klasifikasi Tumor Otak

Klasifikasi Tumor Otak
1. Tumor yang berasal dari jaringan otak (intramedular) :
Gliomas
Astrositoma
Glioblastoma
Ependimoma
Medulloblastoma
Oligodendroglioma
Kista Koloid
Hemangioblastoma

2. Tumor yang muncul dari pembungkus otak (ekstramedular):
Cleufibroma
Meningioma

Terbungkus dalam kapsul , dapat dipastikan dengan baik, pertumbuhan keluar jaringan otak, menekan daripada menginvasi otak.

3. Tumor yang berkembang di dalam atau pada saraf kranial:
Neuroma akustik
Diturunkan dari lapisan pembungkus saraf akustik saraf optik spongioblastoma polar.

4. Lesi Metastatik (tumor ekstradural):
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru–paru, ginjal dan lambung.

5. Tumor Kelenjar Tanpa Duktus
Hipofisis
Pinealis

6. Tumor Pembuluh darah
Hemangioblastoma
Angioma

7. Tumor-tumor konginetal
a) Glioma
Kriteria:
1. Banyak terjadi pada neoplasma otak
2. Tumor menyebar dengan infiltrasi ke dalam sekitar jaringan saraf dan hal ini tidak di pertimbangkan untuk melakukan reseksi tanpa menyebabkan kerusakan sekali pada struktur vital

b) Adeno Hipofisis
Kriteria:
1. Menyebabkan gejala-gejala akibat tekanan pada struktur sekitar atau terjadi perubahan hormon.
2. Pengaruh tekanan menyebabkan sakit kepala, gangguan fungsi penglihatan,gangguan hipotalamus( gangguan tidur, nafsu makan, suhu, dan emosi)
3. Peningkatan TIK
4. Pembesaran serta erosi sella tursika
5. Akromegali
6. Syndrom chusing

c) Angioma
Kriteria:
1. Pembesaran pembuluh darah abnormal yang didapat di dalam atau di luar daerah otak.
2. Beberapa angioma tanpa menyebabkan gejala
3. Terdengar suara bruit sampai di tengkorak.
4. Beresiko terhadap cedera vaskuler serebral(stroke)

d) Neuro Akustik
Kriteria:
1. Tumor pada saraf kranial kedelapan, saraf untuk pendengaran dan keseimbangan.
2. Tumbuh lambat dan dapat menjadi besar.
3. Pasien mengalami kehilangan pendengaran, tinnitus dan episode vertigo dan gaya berjalan sempoyongan.

November 04, 2013

Patofisiologi Tumor Otak

Patofisiologi Tumor Otak

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis dengan gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tumor intracranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel intrinsik dari jaringan otak dan kelenjar pituitari dan pineal. Tumor sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intracranial, kebanyakan merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara. Prognosis untuk pasien dengan tumor intra cranial tergantung pada diagnosa awal dan penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan pada pusat vital dan menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh tumor adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital.
Gejala-gejala dari tumor intra cranial akibat efek lokal dam umum dari tumor. Efek lokal berupa infiltrasi, invasi dan pengrusakan jaringan otak pada bagian tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal.
Edema dapat berkembang dan terjadi peningkatan takanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi sistem ventrikel ditekan dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema akibat dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari kompressi otak tengah akibat herniasi.

November 04, 2013

Definisi,Epidemiologi/Insiden kasus dan Penyebab/faktor prediposisi Tumor Otak

Definisi,Epidemiologi/Insiden kasus dan Penyebab/faktor prediposisi Tumor Otak
1. Definisi
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang menempati ruang di dalam tengkorak.(Smeltzer, Suzane C. 2001).
Tumor otak  merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas di susunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam ruang intrakranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel pembuluh darah, dan selaput otak (Padmosantjojo, 2002)

2. Epidemiologi/Insiden kasus
Insidensi tumor intrakranial berkisar antara 4,2-5,4 per 100.000 penduduk. Pada semua autopsi yang dilakukan oleh Bernat & Vincent (1987) dijumpai 2 % tumor otak. Pada anak di bawah 16 tahun tumor otak adalah 2,4 per 100.000 anak. Tampaknya insidensi tumor cenderung naik dengan bertambahnya umur. Tidak diketahui secara pasti perbedaan insidensi menurut ras, tempat tinggal maupun iklim (Harsono, 2008)
Tumor otak masih menjadi permasalahan serius dari tipe kanker yang diderita oleh anak-anak. Tumor otak merupakan kanker kedua pada anak-anak setelah leukemia. Insiden terjadinya terjadinya kanker otak pada anak-anak 13,3 per 100 ribu populasi, serta angka kematian akibat kanker otak pada anak-anak 2,6 per 100 ribu populasi terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001-2005. Sayangnya, angka insiden tumor otak di Indonesia belum banyak di temukan dalam literatur.

3. Penyebab/faktor prediposisi
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.Meningioma sedikit lebih banyak pada wanita. Neurofibroma, neurilema dan glioma sering berhubungan dengan neurofibromatosis. Sementara itu neurofibromatosis tergolong pada kelainan perkembangan dari neuroektoderm dan mesoderm yang disebut fakomatosa. Contoh fakomatosa lain misalnya tuberosklerosis yang selalu disertai peningkatan insiden tumor otak.
Radiasi merupakan satu faktor untuk timbulnya tumor otak. Trauma, infeksi dan toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak. Tetapi bahan industry tertentu seperti nitrosourea adalah karsinogen yang poten, setidak-tidaknya pada kelinci percobaan. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang mendapat imunosupresan seperti pada transplatasi ginjal, sumsum tulang dan pada AIDS (Harsono, 2008).

Friday, November 1, 2013

November 01, 2013

Dimana mencari kebahagian itu?

Dimana mencari kebahagian itu?

Ini mungkin hal yang banyak ditanyakan. Bahkan ada yang ingin membeli kebahagiaan itu berapapun harganya. Saat seseorang sedang terpuruk, saat seseorang yang sedang terbelit suatu masalah yang rumit, maka munculah pertanyaan “kapan ya saya bisa bahagia?”apakah kebahagiaan itu ada? dimana saya menemukan kebahagiaan itu? Apa yang harus saja lakukan untuk menemukan kebahagiaan itu? Apa yang saya harus korbankan untuk menemukan kebahagiaan itu? Jika saya harus meminta, kepada siapa saya meminta kebahagiaan itu? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya..

Hmm sesungguhnya jika kita tela’ah lebih baik lagi kebahagiaan tersebut bersumber dari diri sendiri walaupun sangat sedikit yang menyadarinya. Kapan ya kita bahagia? Tentunya kapanpun, jika kita mau untuk mewujudkan kebahagiaan itu, kita akan dapat menggapainya. Tentunya tidak dengan merusak kebahagiaan orang lain. Karena kebahagiaan bersumber pada diri sendiri.

Apakah kebahagiaan itu ada? Itu kembali lagi pada diri anda sendiri, bagaimana keyakinan anda tentang kebahagiaan. Ini karena kebahagiaan itu masih bersifat abstrak.. jika anda meyakini bahwa kebahagiaan itu ada, maka kebahagiaan itu aka nada, tapi sebaliknya jika anda berpandangan bahwa kebahagiaan itu tidak ada, maka anda tidak akan menemui kebahagiaan dala hidup anda.

Dimana saya menemukan kebahagiaan itu? Sumber  kebahagiaan itu ada pada diri anda sendiri, yang tentunya juga terdapat sumber-sumber pndukung seperti keluarga, teman dsb.

Apa yang harus saya lakukan untuk menemukan kebahagiaan itu?  Karena kebahagian itu berasal dari diri anda sendiri. Maka hal yang harus anda lakukan adalah mewujudkan kebahagian anda sendiri :D

Apa yang harus saya korbankan untuk memperoleh kebahagiaan? Yang harus dikorbankan adalah perasaan sakit, sedih, susah, duka nestapa dll

Pada intinya kebahagiaan itu ada pada diri anda sendiri :D

November 01, 2013

Cara mengetahui siapa yang meng-Unfriend kmu di facebook

Cara mengetahui siapa yang meng-Unfriend kmu di facebook

APAKAH ANDA INGIN TAHU SIAPA YANG MEN-DELETE ANDA DARI / LIST PERTEMANAN?
.
Nah, ada trik Facebook untuk melakukannya. Ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah anda dihapus dari daftar pertemannya / teman-temannya .

Ada sebuah script sederhana yang bekerja/ yang support dengan Google chrome, Opera, Firefox, dll, yang sebenarnya mengisyaratkan Anda yang telah dihapus dari daftar nya teman-temannya atau unfriends dengan kata lain.

Opsi yang disebut "Unfriend finder" yang memungkinkan Anda untuk tahu siapa yang menghapus Anda di Facebook. Demikian disebutkan di bawah beberapa situs di mana Anda benar-benar dapat memeriksa orang yang telah menghapus Anda dari daftar teman facebook.


o     Who Deleted Me          

o     UnFriend Finder       

o     Social Fixer                      


o     Twenty Feet